Jawa

Sampun sawatawis dangu dennya lelenggahan sri penganten ing sasana kursi rinengga kang pinalipit mawa retna, kinebutan dening elaring manyura, kongas gandane ngambar ngebeki ing pahargyan. Samana badanira sampun rumaos gerah lan sayah, arsa nyuwun kadherekaken manjing ing sasana palereman. Gya tanggap ing sasmita, sang cucuk lampah nun inggih sang manggaling yuda, ingkang pinaragan dening Dhimas Bagus Danang Susatya. Sigra jengkar sang manggalayuda saking palenggahan arsa siyaga ing gati, saweka ing dhiri hangentasi karya andherekaken tindaknya sri panganten kekalih kang memba narendra sadina. Lamat-lamat swaraning gendhing Ketawang Srinarendra, kadya paring sasmita yenta adhicara wus ngancik dumugi titi laksana Kirab Kanarendran. Para-para kang tinanggenah angentasi karya andherekaken tindaknya sang mustikaning pawiwahan, gya samya enggal siyaga ing gati saweka ing dhiri arsa ngirabaken penganten. Tata urut runtut rerentengan tata lampah kirabing penganten. Ing ngajeng piyambak nun inggih manggala yuda. Sumusul ing sawingkingipun patah sakembaran ingkang katindakaken ni mas ayu Puspita Harumingtyas dalah rara ayu Retnaningtyas, nunten lampahing sri penganten sekaliyan ingkang datan kendhat gegandhengan asta, yen cinandra kadya tan genggang senajanta sarambut pinara sasra. Sumambung ing wuri lampahing sri penganten sarimbit nenggih punika ta warnane sang pratiwa manggala suba ya suba manggala tansah hangetut mring tindaking sang raja sadina ratu sadalu katingal tansah hanjejampang lampah mbokmenawi wonten payo-payo ingkang bakal tumempuh marang sang penganten, satriya sakembaran katindakaken dening bagus Bagas Hartono dalah bagus Wisnu Subroto. Gandheng renteng reruntungan urut jajar kalih tataning lampah manembrama kirabing penganten, inggih punika para paraga ingkang nggarubyuk kirabing penganten kanthi guyub padhang guwayane katingal amindha putri dhomas. Kapering wuri punika para kulawangsa miwah sumitrane. Datan kantun wingking piyambak kawuryan tansah tut wuri handayani njampangi lampah inggih punika rama dalah ibu nun inggih ingkang hamengku gati sarta kawastanan panutuping kirab. Repepeh-repepeh andhadhap anoraga, denira lumaksana tumapaking pada anut irama, solah bawane kadya ambeksa, salagane anglam-lami, lah punika Sang Suba Manggala ingkang

Indonesia

Untuk beberapa waktu sekarang, pengantin wanita telah duduk di kursi yang dilipat dengan retna, dikelilingi oleh manyura elaring, aroma congas memenuhi perayaan. Segera setelah tubuh Anda merasa sakit dan lelah, Arsa meminta Anda untuk pergi bersamanya untuk beristirahat. Gya menanggapi grade, paruh aksi adalah asal usul Yuda yang dipimpin Dimas Bagus Danang Susatya. Segera sang manggalayuda bangkit dari tempat duduk arsa siyaga di gati, saweka dalam karya hangentasi sendiri disusul dengan tindakan kedua mempelai yang memba narendra hari itu. Lamat-lamat suara gendhing Ketawang Srinarendra, seolah memberi nilai bahwa adhicara telah beralih ke titik melakukan Kirab Kanarendran. Penanggung jawab pekerjaan mengikuti langkah mempelai laki-laki, mereka semua langsung sigap di hadapan kedua mempelai. Urutan adalah rangkaian tata cara bagi kedua mempelai. Di depannya ada yuda manggala. Menyusul putusnya si kembar oleh Puspita Harumingtyas yang cantik dan Retnaningtyas yang cantik, pengantin yang datang untuk berpegangan tangan, cinandra itu tampaknya tidak tersentuh meskipun memiliki rambut pinara sasra.Berkaitan dengan perjalanan mempelai, warna pratiya manggala suba ya suba manggala selalu hangat untuk tindakan raja di hari ratu, sepertinya selalu selalu ada tindakan sederhana, mungkin ada adalah hal yang akan terjadi pada mempelai wanita, kesatria tunggal yang dilakukan oleh Bagas Hartono Wisnu Subroto adalah baik. Ditambah dengan rangkaian dua baris prosesi manembrama kedua mempelai, yakni sosok-sosok yang menyambut kedua mempelai dengan senyum cerah bak putri Thomas. Kapering wuri adalah keluarga dan teman-temannya. Hanya Datan yang berada di balik hikmah, selalu tut wuri handayani untuk membantu aksi bapak dan ibu suster yang peduli dan menjadi penutup arak-arakan. Repepeh-repepeh turun anoraga, dengan mengikuti irama irama, bertingkah laku seperti ambeksa, bagian dari anglam-lami, inilah Suba Manggala yang

TerjemahanBahasa.com | Bagaimana cara menggunakan penerjemah teks bahasa Jawa-Indonesia?

Dianggap bahwa pengguna yang mengunjungi situs web ini telah menerima Ketentuan Layanan dan Kebijakan Privasi. Di situs web (terjemahaninggris.com), pengunjung mana pun dapat memiliki bagian seperti forum, buku tamu, tempat mereka dapat menulis. Kami tidak bertanggung jawab atas konten yang ditulis oleh pengunjung. Namun, jika Anda melihat sesuatu yang tidak pantas, beri tahu kami. Kami akan melakukan yang terbaik dan kami akan memperbaikinya. Jika Anda melihat sesuatu yang salah, hubungi kami di →"Kontak" dan kami akan memperbaikinya. Kami dapat menambahkan lebih banyak konten dan kamus, atau kami dapat mencabut layanan tertentu tanpa pemberitahuan sebelumnya kepada pengunjung.


Kebijakan Privasi

Vendor pihak ketiga, termasuk Google, menggunakan cookie untuk menayangkan iklan berdasarkan kunjungan sebelumnya yang dilakukan pengguna ke situs web Anda atau situs web lain. Penggunaan cookie iklan oleh Google memungkinkan Google dan mitranya untuk menayangkan iklan kepada pengguna Anda berdasarkan kunjungan mereka ke situs Anda dan/atau situs lain di Internet. Pengguna dapat menyisih dari iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi Setelan Iklan. (Atau, Anda dapat mengarahkan pengguna untuk menyisih dari penggunaan cookie vendor pihak ketiga untuk iklan hasil personalisasi dengan mengunjungi www.aboutads.info.)